Tuesday, 23 August 2016

PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN BLOK MOTOR DAN KEPALA SILINDER



PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN BLOK MOTOR DAN KEPALA SILINDER

Blok motor dan kepala silinder merupakan komponen utama motor sehingga pada bab 4 ini akan diterangkan bagaimana cara mengukur kerataan blok motor dan kepala silinder serta pemeriksaan kerataan pada blok silinder dan kepala silinder.

4.1   Kepala Silinder
Kepala silinder merupakan bagian dari motor yang berfungsi sebagai penutup silinder dan merupakan bagian dari dinding ruang bakar. Pada kepala silinder terdapat lengan pengungkit dan porosnya, pipa-pipa saluran masuk dan buang, kabel-kabel busi dan businya (pada motor bensin), pipa saluran minyak bakar serta injektor. Gambar 4.1 berikut menunjukkan kepala silinder.








Gambar 4.1
Kepala Silinder
 Cara-cara untuk memeriksa dan memperbaiki kepala silinder adalah sebagai berikut :
1.       Membongkar kepala silinder dengan cara :
a.       lepaskan tutup kepala silinder dengan jalan melepas knoknya terlebih dahulu
b.       kendorkan mur pengikat knalpot dan pipa pemasukan udara dengan merata. Agar tidak terjadi momen bengkok pada baut, gunakan kunci pas atau kunci ring, kemudian lepaskan mur-mur dan selanjutnya melepaskan knalpot dari kepala silinder
c.       lepaskan mur-mur atau baut-baut pengikat pipa pendingin kemudian lepaskan hubungan pipa pendingin dengan kepala silinder
d.      lepaskan baut pengikat pada pipa pelumas dengan kunci pas kemudian lepaskan pipa pelumas dari hubungannya dengan instalasi pada kepala silinder
e.       lepaskan hubungan pipa bahan bakar dengan injektor
f.        kendorkan semua mur pengikat kepala silinder dengan merata agar tidak terjadi kejutan pada bahan kepala silinder. Gunakan kunci pas atau kunci ring yang tersedia kemudian lepaskan mur satu per satu. Setelah mur pengikat dilepaskan maka kepala silinder itu digoyang-goyang agar dapat terlepas dari blok motornya. Jika ternyata masih melekat dengan blok motornya maka tariklah kepala silinder itu ke atas dengan dua buah baut pengangkat yang tersedia kemudian pukullah bagian samping kepala silinder dengan palu lunak (plastic/kayu/karet). Jagalah agar alas dari kepala silinder yang rata itu jangan rusak kena benda yang tajam.
g.       letakkan kepala silinder itu pada tempat yang lunak, rata dan juh dari bahan yang dapat menimbulkan karat (seperti air, asam, dan lain-lain) atau diletakkan di tempat untuk dikerjakan lebih lanjut.
h.       lepaskan mur-mur pengikat injektor
i.         lepaskan injektor dari kepala silinder dengan alat khusus yang tersedia untuk motor tersebut. Pada motor diesel yang baru selesai bekerja biasanya terdapat kerak-kerak pada ujung injektor yang membuat hubungan erat dengan kepala silinder.
j.         lepaskan mur/baut braket dan poros pengungkit dari kepala silinder
k.       angkatlah satu unit instalasi poros pengungkit dari kepala silinder
l.         lepaskan mur/baut penahan dari poros pengungkit kemudian satu persatu, dilepaskan ring pelat, pengungkit, braket, dan pegas dari susunan instalasi poros pengungkit.
m.     lepaskan mur kemudian baut penyetel dari pengungkit
n.       pasanglah kepala silinder pada alat pemegang. Jika tidak tersedia kepala silinder tersebut dapat diletakkan miring pada bangku kerja yang rata, halus dan tidak dapat menggores. Pasanglah alat pelepas katup pada tempatnya, tekanlah pegas katup dengan alat tersebut sehingga bus penjepit terlepas dari piringan pegas.
o.       kendorkan penekan pegas perlahan-lahan agar pegas dan piringan pegas tidak melompat dan tidak menimbulkan kecelakaan. Setelah pegas tidak bekerja maka ambillah piring pegas kemudian baru melepaskan katup. Untuk menjaga agar tidak terjadi saling tukar tempat maka berilah tanda pada tiap katup sesuai dengan tempatnya semula. Hal ini dilakukan agar kita dapat mengetahui data tiap kepala silinder untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya.
p.       lepaskan semua sumbatan air pendingin pada kepala silinder. Hal ini dilakukan terakhir untuk menjaga agar bagian-bagian yang kecil tidak masuk ke dalam ruang pendingin.
q.       perhatikan tempat dari bagian-bagian tersebut, jika perlu berilah tanda agar tidak tertukar tempat. Berilah tempat yang aman agar tidak terganggu misalnya dalam bak seng dan diletakkan di atas rak.
r.        untuk bus katup, dudukan katup dan bus untuk injektor tidak selalu dibongkar pada tiap kali membongkar motor karena alat ini dapat diperiksa pada tempatnya tanpa melepasnya dari kepala silinder.
Melepaskan kepala silinder sebuah motor bensin atau motor diesel sebaiknya dilakukan setelah motor itu dingin setelah dijalankan. Melepas dalam keadaan panas akan mengakibatkan melengkungnya kepala silinder karena pendinginan secara tiba-tiba. Bagian yang melekat pada kepala silinder harus dilepaskan terlebih dahulu seperti tuas ungkit dan porosnya (untuk katup kepala), pipa-pipa saluran masuk dan buang, kabel-kabel busi dan businya (untuk motor bensin), pipa-pipa saluran minyak bakar dan injektor (untuk motor diesel).
2.       Pemeriksaan kepala silinder
Pemeriksaan atau perbaikan kepala silinder dilakukan dengan cara berikut ini :
a.       Periksa kelengkungan permukaan gasket pada kepala silinder
Pemeriksaan kelengkungan permukaan kepala silinder dilakukan dengan cara sebagai berikut :
-          lihat apakah kepala silinder ada yang rusak atau pecah secara visual atau dengan alat detector lainnya. Jika ternyata retak atau pecah, perbaiki bila memungkinkan atau ganti dengan kepala silinder yang baru
-          pasangkan pengukur kerataan kepala silinder pada permukaan kepala silinder. Periksa kerataan permukaan kepala silinder dengan bantuan pengukur celah (pelat ukr). Jika haisl pengukuran kelengkungan ini lebih dari batas yang diijinkan maka perbaiki dengan gerinda.
b.       Periksa klep dari kemungkinan aus atau rusak
-          Periksa dan perbaiki dudukan katup (klep) terhadap kerusakan dan periksa juga lebar dudukan katup
c.       Periksa panjang bebas, tegangan dan kesiku-sikuan setiap katup
d.      Periksa celah minyak antara lengan penghantar katup dan poros penghantar katup
e.       Periksa keausan poros kam/nok.

4.2   Blok Motor
Blok silinder adalah bagian utama sebuah motor, di mana pada blok silinder ini terpasang torak/piston beserta kelengkapannya dan susukan poros engkol beserta kelengkapannya. Gambar 4.2 berikut menunjukkan salah satu blok silinder motor 2 silinder dengan bagian-bagiannya.
Untuk memeriksa gangguan-gangguan pada blok silinder dilakukan pemeriksaan terhadap blok silinder dan silinder torak.












Gambar 4.2
Blok Silinder Motor 2 Silinder

4.2.1   Pemeriksaan Gangguan pada Blok Silinder
Langkah pertama adalah melepaskan kepala silinder kemudian membersihkan bagian-bagian yang akan diperiksa. Periksa seluruh bagian blok secara visual kemudian periksa kehalusan dan kerataan permukaan blok diperiksa dengan sebuah mistar baja dan pelat ukur. Jika keausan melebihi batas yang ditentukan maka permukaan blok tersebut harus diratakan kembali dengan digerinda.
Menggerinda permukaan blok tidak boleh terlalu tebal karenan akan mengubah perbandingan kompresi dan mengganggu kerja dari bagian-bagian mesin lainnya, setelah permukaan digerinda, pemakaian paking/gasket kepala silinder harus dipilih yang lebih tebal.
Bersihkan blok silinder baik-baik dan periksalah kemungkinan retak, periksa juga permukaan gasket dari kekasaran dan takikan. Meneliti keretakan kecil dengan mata agak sukar tetapi bila perlu dapat dipergunakan alat sistem magnet. Jika blok silinder retak maka blok silinder harus diganti.
Periksalah kerataan permukaan blok silinder seperti memeriksa kepala silinder. Jika melengkungnya (distorsi) melebihi 0,15 mm maka gerindalah oermukaannya atau blok silindernya diganti.
Periksa lubang silinder apakah kelonjongannya tidak menurut ukuran atau keausan yang tirus dengan alat pengukur. Ukurlah lubang tiap-tiap silinder [ada bagian atas dan bagian bawah di mana alat tersebut ditempatkan dua kali yaitu pertma tegak lurus dan kedua sejajar dengan garis tengah blok silinder. Jika keausan kurang dari 0,2 mm, hilangkan puncaknya (diameter terkecil) dengan alat pemotong dan pakailah torak ukuran standar yang limitnya tinggi.
Silinder-silinder yang goresannya dalam, terbakar, dan bagian luarnya berukuran terlalu lonjong atau terlalu aus, memerlukan pengeboran dan harus mempergunakan torak dengan ukuran yang lebih besar. Jika sebuah silinder harus dibor maka semua lubang silinder harus dibor dan torak ukuran lebih besar yang baru yang harus dipergunakan.
Setelah silinder dibor dan diasah, periksalah persesuaian antara lubang silinder dan torak dengan cara : periksalah jarak celah antara lubang silinder dan torak dengan menggunakan pelat ukur yang tebalnya 0,03 mm sampai 0,05 mm dan lebarnya 12 mm. Untuk memeriksanya tempatkan pelat ukur tersebut dalam lubang silinder sehingga melewati batas langkah torak pada 90° dari kedudukan pena torak. Balikkan torak dan masukkan ke dalam lubang silinder sehingga ujung torak berada kira-kira 35 mm di bawah garis sejajar dengan sumbu poros nok.

4.2.2   Pemeriksaan Gangguan pada Silinder Torak
Pertama-tama keluarkan semua torak kemudian silindernya dibersihkan. Periksa masing-masing silinder terhadap keretakan dan goresan. Keretakan dan goresan yang dalam dapat diperbaiki dengan memasang tabung silinder sedangkan goresan yang tidak terlalu dalam masih dapat diperbaiki dengan jalan mengebor kembali. Silinder perlu diperiksa terhadap letidakbulatan dan ketirusannya. Silinder yang baik harus silindris.
Pemeriksaan keausan tersebut di atas dapat dilakukan dengan cepat dengan menggunakan sebuah indicator jarum silinder. Perhatikanlah perubahan pembacaan indicator tersebut.
Pemeriksaan diteruskan dengan memeriksa ketirusan silinder. Masukkan pengukur dalam silinder ke bagian bawah silinder, tempatkan jarum pada angka nol, tarik ke atas alat tersebut dengan perlahan-lahan. Bacalah perbedaan penunjukkan indicator yang menunjukkan besarnya ketirusan.
Ukuran ketidakbulatan yang berlebihan menyebabkan cincin torak (pegas torak) tidak dapat menutup silinder akibat kompresi bocor dan minyak pelumas mesin naik ke atas. Ketirusan yang berlebihan dan ketirusan yang berlebihan akan menyebabkan cincin torak akan terjepit di bagian bawah silinder yang ,engakibatkan cincin tersebut putus.
Silinder yang ausnya melebihi batas ukuran yang ditetapkan, dapat diperbaiki dengan jalan memasang tabung silinder (sleeve Cylinder). Bagian atas tabung biasanya diberi penghalang agar tabung tidak mudah terlepas sedangkan waktu memasang antara tabung dan lubang silinder tidak boleh diberi zat perekat apapun. Untuk melancarkan perambatan panas, setelah tabung dipasang, harus diikuti dengan pekerjaan membesarkan lubang sesuai dengan torak yang digunakan.

1 comment:

  1. Kepanjangan banget lain kali rangkum aja yg terima kasih

    ReplyDelete