Tuesday, 23 August 2016

PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN POROS ENGKOL DAN KELENGKAPANNYA



PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN POROS ENGKOL DAN KELENGKAPANNYA

Yang dimaksud dengan kelengkapan poros engkol adalah torak, pena torak, cincin torak, bantalan, dan lain-lain.

            Pemeriksaan dan Perbaikan Poros Engkol
Bila mesin telah dipakai beberapa lama, maka poros utama dan poros batang penggerak akan menjadi aus. Hal yang menyebabkan keausan antara lain adalah tekanan bidang dan bagian mesin yang banyak dikotori oleh kotoran yang tajam selama pelumasan sehingga poros uatama dan poros batang torak menjadi bergores-gores, benjol,tirus dan diameternya menjadi lebih kecil. Kebenjolan pada tiap-tiap poros utama diperiksa dengan alat dial indicator. Gambar 5.1, 5.2, dan 5.3 berikut menunjukkan bagan dari poros engkol.









Gambar 5.1
Bagan poros engkol








Gambar 5.2
Poros engkol







Gambar 5.3
Bantalan poros engkol
Sebelum poros engkol diperiksa keausannya maka poros engkol harus dalam keadaan bersih, yaitu lubang-lubang minyaknya telah dibersihkan dan dihembus dengan udara. Setelah bersih baru bagian poros yang harus dilumas dengan minyak pelumas yang cair.
Poros engkol diletakkan pada sepasang blok V yang bersih dan permukaannya berminyak. Putarkan poros perlahan-lahan ambil diperiksa keausan masing-masing poros. Bagian poros yang hitam dapat dibersihkan dengan amplas khusus yang halus sekali.
Untuk mengukur diameter poros utama dan poros batang torak digunakan alat ukur micrometer dan dilakukan dengan hati-hati. Kelurusan lubang bantalan utama dapat diperiksa dengan sebuah batang pemeriksa yang harus dipilih yang ukurannya lebih kecil dari dameter lubang bantalan utama. Setelah batang pemeriksa dipasang, putarkan batang tersebut, jika putarannya terasa berat berarti lubangnya sudah tidak lurus lagi.
Bagian roda penerus yang diperiksa adalah bidang geseknya. Pemeriksaan dilakukan dengan indicator jarum. Roda cincin dipasang pada roda penerus dengan las, dibuat dan sambungan penyusutan. Sambungan penyusutan merupakan cara yang paling sering digunakan. Lepaskan roda gigi cincin yang lama dengan cara memanaskan roda gigi cincin lalu pukullah keluar dengan pahat dan palu. Melepaskan roda gigi cincin dapat juga dengan mengebor bagian roda gigi dari bagian depan roda gigi lalu potong bagian yang dibor tadi dengan pahat dan palu. Lepaskan roda gigi cincin dari roda penerus.  Pemeriksaan dan pengukuran poros engkol dapat dilihat dalam gambar 5.4, 5.5, 5.6, dan 5.7 berikut.










Gambar 5.4
Memeriksa kebengkokan poros engkol









Gambar 5.5
Mengukur ruang gerak poros engkol












Gambar 5.6
Mengukur Kelurusan Poros Engkol








Gambar 5.7
Mengukur Diameter Bantalan Utama

            Pemeriksaan dan Perbaikan Torak, Cincin Torak, dan Pena torak
Cara mengeluarkan torak dari silinder adalah dengan minyak pelumas yang dikeluarkan dari dalam panic minyak kemudian kepala silinder dan panic minyak dilepas. Poros engkol diputar sehingga kedudukan torak sampai pada titik mati bawah. Torak dan batang torak dicelupkan ke dalam larutan pembersih karbon sampai bersih dan dikeringkan. Batang penggerak dijepit dengan catok kemudian arang yang masih tertinggal di dalam alur cincin dibersihkan dengan alat pembersih alur.
Diameter torak pada bagian atas di bawah celah pegas minyak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur micrometer seperti ditunjukkan oleh gambar 5.8 berikut. Gambar 5.9, 5.10, dan 5.11 berikut menunjukkan pemeriksaan pada celah pegas torak. Torak yang ukurannya sudah berkurang dari ukuran semula, perlu diganti dengan torak yang ukurannya lebih besar (over size).











Gambar 5.8
Mengukur Torak





Gambar 5.9
Memeriksa Celah Pegas Torak







Gambar 5.10
Memeriksa Celah Pegas Torak pada Silinder





Gambar 5.11
Mengukur Jarak Celah Batang Torak dan Pipi Engkol

Lakukan pengukuran pada semua torak dan bila ternyata torak tersebut sudah berkurang dari ukuran semula, perlu diganti dengan ukuran yang lebih besar. Bila torak sudah melebihi dari ukuran yang terbesar, silindernya harus diganti atau diperbaiki dengan memasang tabung sisipan. Setelah perbaikan dapat menggunakan lagi torak ukuran standar.
Sebelum melepaskan pena torak, perhatikan tanda-tanda kedudukan batang penggerak dan toraknya seperti ditunjukkan pada gambar 5.12 berikut.






Gambar 5.12
Tanda Pada Bagian Atas Torak dan Tanda pada Batang Penggerak
Hal ini sangat diperlukan untuk pemasangan kembali supaya tidak terbalik. Lepaskan alat pengunci pena kemudian dorong keluar pena tersebut dengan dripyang lunak supaya bagian ujung pena tidak rusak. Pemeriksaan dapat dilakukan pada waktu torak masih terpasang pada batang penggeraknya. Jepit batang penggerak dengan catok, pegang torak tersebut dengan kedua tangan kemudian goyangkan ke atas dank e bawah antara pena dan torak natau antara pena dan batang penggerak. Pengukuran yang lebih teliti ialah dengan mengukur penanya dengan micrometer dan lubangnya dengan alat pengukur lubang kecil. Jika keausan pena tersebut sudah banyak, maka pena dapat diganti dengan ukuran yang lebih besar dan lubang busnya diganti dengan yang baru.
Gambar 5.13 menunjukkan cara memasang tutup batang penggerak sedangkan gambar 5.14 menunjukkan cara memasukkan torak.







Gambar 5.13
Cara Memasang Tutup Batang Penggerak







Gambar 5.14
Cara Memasukkan Torak

PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN BLOK MOTOR DAN KEPALA SILINDER



PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN BLOK MOTOR DAN KEPALA SILINDER

Blok motor dan kepala silinder merupakan komponen utama motor sehingga pada bab 4 ini akan diterangkan bagaimana cara mengukur kerataan blok motor dan kepala silinder serta pemeriksaan kerataan pada blok silinder dan kepala silinder.

4.1   Kepala Silinder
Kepala silinder merupakan bagian dari motor yang berfungsi sebagai penutup silinder dan merupakan bagian dari dinding ruang bakar. Pada kepala silinder terdapat lengan pengungkit dan porosnya, pipa-pipa saluran masuk dan buang, kabel-kabel busi dan businya (pada motor bensin), pipa saluran minyak bakar serta injektor. Gambar 4.1 berikut menunjukkan kepala silinder.








Gambar 4.1
Kepala Silinder
 Cara-cara untuk memeriksa dan memperbaiki kepala silinder adalah sebagai berikut :
1.       Membongkar kepala silinder dengan cara :
a.       lepaskan tutup kepala silinder dengan jalan melepas knoknya terlebih dahulu
b.       kendorkan mur pengikat knalpot dan pipa pemasukan udara dengan merata. Agar tidak terjadi momen bengkok pada baut, gunakan kunci pas atau kunci ring, kemudian lepaskan mur-mur dan selanjutnya melepaskan knalpot dari kepala silinder
c.       lepaskan mur-mur atau baut-baut pengikat pipa pendingin kemudian lepaskan hubungan pipa pendingin dengan kepala silinder
d.      lepaskan baut pengikat pada pipa pelumas dengan kunci pas kemudian lepaskan pipa pelumas dari hubungannya dengan instalasi pada kepala silinder
e.       lepaskan hubungan pipa bahan bakar dengan injektor
f.        kendorkan semua mur pengikat kepala silinder dengan merata agar tidak terjadi kejutan pada bahan kepala silinder. Gunakan kunci pas atau kunci ring yang tersedia kemudian lepaskan mur satu per satu. Setelah mur pengikat dilepaskan maka kepala silinder itu digoyang-goyang agar dapat terlepas dari blok motornya. Jika ternyata masih melekat dengan blok motornya maka tariklah kepala silinder itu ke atas dengan dua buah baut pengangkat yang tersedia kemudian pukullah bagian samping kepala silinder dengan palu lunak (plastic/kayu/karet). Jagalah agar alas dari kepala silinder yang rata itu jangan rusak kena benda yang tajam.
g.       letakkan kepala silinder itu pada tempat yang lunak, rata dan juh dari bahan yang dapat menimbulkan karat (seperti air, asam, dan lain-lain) atau diletakkan di tempat untuk dikerjakan lebih lanjut.
h.       lepaskan mur-mur pengikat injektor
i.         lepaskan injektor dari kepala silinder dengan alat khusus yang tersedia untuk motor tersebut. Pada motor diesel yang baru selesai bekerja biasanya terdapat kerak-kerak pada ujung injektor yang membuat hubungan erat dengan kepala silinder.
j.         lepaskan mur/baut braket dan poros pengungkit dari kepala silinder
k.       angkatlah satu unit instalasi poros pengungkit dari kepala silinder
l.         lepaskan mur/baut penahan dari poros pengungkit kemudian satu persatu, dilepaskan ring pelat, pengungkit, braket, dan pegas dari susunan instalasi poros pengungkit.
m.     lepaskan mur kemudian baut penyetel dari pengungkit
n.       pasanglah kepala silinder pada alat pemegang. Jika tidak tersedia kepala silinder tersebut dapat diletakkan miring pada bangku kerja yang rata, halus dan tidak dapat menggores. Pasanglah alat pelepas katup pada tempatnya, tekanlah pegas katup dengan alat tersebut sehingga bus penjepit terlepas dari piringan pegas.
o.       kendorkan penekan pegas perlahan-lahan agar pegas dan piringan pegas tidak melompat dan tidak menimbulkan kecelakaan. Setelah pegas tidak bekerja maka ambillah piring pegas kemudian baru melepaskan katup. Untuk menjaga agar tidak terjadi saling tukar tempat maka berilah tanda pada tiap katup sesuai dengan tempatnya semula. Hal ini dilakukan agar kita dapat mengetahui data tiap kepala silinder untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya.
p.       lepaskan semua sumbatan air pendingin pada kepala silinder. Hal ini dilakukan terakhir untuk menjaga agar bagian-bagian yang kecil tidak masuk ke dalam ruang pendingin.
q.       perhatikan tempat dari bagian-bagian tersebut, jika perlu berilah tanda agar tidak tertukar tempat. Berilah tempat yang aman agar tidak terganggu misalnya dalam bak seng dan diletakkan di atas rak.
r.        untuk bus katup, dudukan katup dan bus untuk injektor tidak selalu dibongkar pada tiap kali membongkar motor karena alat ini dapat diperiksa pada tempatnya tanpa melepasnya dari kepala silinder.
Melepaskan kepala silinder sebuah motor bensin atau motor diesel sebaiknya dilakukan setelah motor itu dingin setelah dijalankan. Melepas dalam keadaan panas akan mengakibatkan melengkungnya kepala silinder karena pendinginan secara tiba-tiba. Bagian yang melekat pada kepala silinder harus dilepaskan terlebih dahulu seperti tuas ungkit dan porosnya (untuk katup kepala), pipa-pipa saluran masuk dan buang, kabel-kabel busi dan businya (untuk motor bensin), pipa-pipa saluran minyak bakar dan injektor (untuk motor diesel).
2.       Pemeriksaan kepala silinder
Pemeriksaan atau perbaikan kepala silinder dilakukan dengan cara berikut ini :
a.       Periksa kelengkungan permukaan gasket pada kepala silinder
Pemeriksaan kelengkungan permukaan kepala silinder dilakukan dengan cara sebagai berikut :
-          lihat apakah kepala silinder ada yang rusak atau pecah secara visual atau dengan alat detector lainnya. Jika ternyata retak atau pecah, perbaiki bila memungkinkan atau ganti dengan kepala silinder yang baru
-          pasangkan pengukur kerataan kepala silinder pada permukaan kepala silinder. Periksa kerataan permukaan kepala silinder dengan bantuan pengukur celah (pelat ukr). Jika haisl pengukuran kelengkungan ini lebih dari batas yang diijinkan maka perbaiki dengan gerinda.
b.       Periksa klep dari kemungkinan aus atau rusak
-          Periksa dan perbaiki dudukan katup (klep) terhadap kerusakan dan periksa juga lebar dudukan katup
c.       Periksa panjang bebas, tegangan dan kesiku-sikuan setiap katup
d.      Periksa celah minyak antara lengan penghantar katup dan poros penghantar katup
e.       Periksa keausan poros kam/nok.

4.2   Blok Motor
Blok silinder adalah bagian utama sebuah motor, di mana pada blok silinder ini terpasang torak/piston beserta kelengkapannya dan susukan poros engkol beserta kelengkapannya. Gambar 4.2 berikut menunjukkan salah satu blok silinder motor 2 silinder dengan bagian-bagiannya.
Untuk memeriksa gangguan-gangguan pada blok silinder dilakukan pemeriksaan terhadap blok silinder dan silinder torak.












Gambar 4.2
Blok Silinder Motor 2 Silinder

4.2.1   Pemeriksaan Gangguan pada Blok Silinder
Langkah pertama adalah melepaskan kepala silinder kemudian membersihkan bagian-bagian yang akan diperiksa. Periksa seluruh bagian blok secara visual kemudian periksa kehalusan dan kerataan permukaan blok diperiksa dengan sebuah mistar baja dan pelat ukur. Jika keausan melebihi batas yang ditentukan maka permukaan blok tersebut harus diratakan kembali dengan digerinda.
Menggerinda permukaan blok tidak boleh terlalu tebal karenan akan mengubah perbandingan kompresi dan mengganggu kerja dari bagian-bagian mesin lainnya, setelah permukaan digerinda, pemakaian paking/gasket kepala silinder harus dipilih yang lebih tebal.
Bersihkan blok silinder baik-baik dan periksalah kemungkinan retak, periksa juga permukaan gasket dari kekasaran dan takikan. Meneliti keretakan kecil dengan mata agak sukar tetapi bila perlu dapat dipergunakan alat sistem magnet. Jika blok silinder retak maka blok silinder harus diganti.
Periksalah kerataan permukaan blok silinder seperti memeriksa kepala silinder. Jika melengkungnya (distorsi) melebihi 0,15 mm maka gerindalah oermukaannya atau blok silindernya diganti.
Periksa lubang silinder apakah kelonjongannya tidak menurut ukuran atau keausan yang tirus dengan alat pengukur. Ukurlah lubang tiap-tiap silinder [ada bagian atas dan bagian bawah di mana alat tersebut ditempatkan dua kali yaitu pertma tegak lurus dan kedua sejajar dengan garis tengah blok silinder. Jika keausan kurang dari 0,2 mm, hilangkan puncaknya (diameter terkecil) dengan alat pemotong dan pakailah torak ukuran standar yang limitnya tinggi.
Silinder-silinder yang goresannya dalam, terbakar, dan bagian luarnya berukuran terlalu lonjong atau terlalu aus, memerlukan pengeboran dan harus mempergunakan torak dengan ukuran yang lebih besar. Jika sebuah silinder harus dibor maka semua lubang silinder harus dibor dan torak ukuran lebih besar yang baru yang harus dipergunakan.
Setelah silinder dibor dan diasah, periksalah persesuaian antara lubang silinder dan torak dengan cara : periksalah jarak celah antara lubang silinder dan torak dengan menggunakan pelat ukur yang tebalnya 0,03 mm sampai 0,05 mm dan lebarnya 12 mm. Untuk memeriksanya tempatkan pelat ukur tersebut dalam lubang silinder sehingga melewati batas langkah torak pada 90° dari kedudukan pena torak. Balikkan torak dan masukkan ke dalam lubang silinder sehingga ujung torak berada kira-kira 35 mm di bawah garis sejajar dengan sumbu poros nok.

4.2.2   Pemeriksaan Gangguan pada Silinder Torak
Pertama-tama keluarkan semua torak kemudian silindernya dibersihkan. Periksa masing-masing silinder terhadap keretakan dan goresan. Keretakan dan goresan yang dalam dapat diperbaiki dengan memasang tabung silinder sedangkan goresan yang tidak terlalu dalam masih dapat diperbaiki dengan jalan mengebor kembali. Silinder perlu diperiksa terhadap letidakbulatan dan ketirusannya. Silinder yang baik harus silindris.
Pemeriksaan keausan tersebut di atas dapat dilakukan dengan cepat dengan menggunakan sebuah indicator jarum silinder. Perhatikanlah perubahan pembacaan indicator tersebut.
Pemeriksaan diteruskan dengan memeriksa ketirusan silinder. Masukkan pengukur dalam silinder ke bagian bawah silinder, tempatkan jarum pada angka nol, tarik ke atas alat tersebut dengan perlahan-lahan. Bacalah perbedaan penunjukkan indicator yang menunjukkan besarnya ketirusan.
Ukuran ketidakbulatan yang berlebihan menyebabkan cincin torak (pegas torak) tidak dapat menutup silinder akibat kompresi bocor dan minyak pelumas mesin naik ke atas. Ketirusan yang berlebihan dan ketirusan yang berlebihan akan menyebabkan cincin torak akan terjepit di bagian bawah silinder yang ,engakibatkan cincin tersebut putus.
Silinder yang ausnya melebihi batas ukuran yang ditetapkan, dapat diperbaiki dengan jalan memasang tabung silinder (sleeve Cylinder). Bagian atas tabung biasanya diberi penghalang agar tabung tidak mudah terlepas sedangkan waktu memasang antara tabung dan lubang silinder tidak boleh diberi zat perekat apapun. Untuk melancarkan perambatan panas, setelah tabung dipasang, harus diikuti dengan pekerjaan membesarkan lubang sesuai dengan torak yang digunakan.

Memeriksa dan Memperbaiki Sistem Pendingin Kendaraan Bermotor



SISTEM PENDINGIN

Setiap motor selalu memerlukan pendinginan mesin akibat panas pembakaran yang tinggi. Apabila tidak ada pendingin maka komponen-komponen mesin tidak akan mampu menahan panas yang tinggi sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada komponen-komponen mesin. Sistem pendingin motor ada 2 macam, yaitu sistem pendingin air dan sistem pendingin udara. Pada bab 3 ini akan dibahas tentang kedua sistem pendingin tersebut.

            Sistem Pendingin Air
Bila dibandingkan dengan sistem pendingin udara, sistem pendingin air lebih banyak digunakan pada motor-motor, baik motor bensin, motor diesel, maupun motor gas.
Baiklah mari kita bahas tentang sistem pendingin air ini agar memudahkan dalam mengatasi gangguan-gangguan maupun perbaikannya.
Terlebih dahulu perlu kita ketahui beberapa kelengkapan sistem pendingin, yaitu radiator, thermostat, kipas pendingin radiator, pompa air, selang radiator, lubang-lubang (saluran) pendingin, dan lain-lain. Gambar 3.1 berikut menunjukkan sirkulasi cara kerja sistem pendingin air.






Gambar 3.1
Sirkulasi Sistem Pendingin Air
Sistem pendingin yang dahulu sering dirancang dalam prinsip thermosiphon, seperti cairan pendingin beredar karena cairan yang panas naik dan cairan yang dingin turun. Dewasa ini banyak digunakan peredaran pompa sehingga pendinginan menjadi lebih efektif dan jaket air, selang air, dan radiator yang memiliki ukuran yang lebih kecil. Blok silinder, kepala silinder dan lain-lain menjadi ringan.
Sebuah sistem pendinginan modern dengan cairannya yang beredar sebagaimana ditunjukkan dengan panah-panah. Pompa cairan yang diputarkan oleh sabuk V dari poros engkol untuk menjaga terjadinya peredaran. Thermostat adalah sebuah katup yang bekerja karena panas yang membuka saluran kepada radiator bila motor mencapai suhu kerja. Pemanasan pada suhu kerja normal terjadi secara cepat karena hanya cairan aliran udara melalui radiator yang diperlukan ketika mobil berjalan pada kecepatan rendah atau berhenti dengan motor tetap berputar.
Tujuan manifold adalah untuk mengalirkan cairan yang dingin dari radiator ke bagian kepala silinder yang terpanas seperti ruang bakar, dudukan katup dan sekitar busi. Tutup pengisi dirancang untuk memberikan tekanan lebih yang tertentu. Pemanas bagian dalam menggunakan sebagian kecil gas buang untuk memanaskan ruang penumpang.
Pompa cairan biasanya berupa sebuah pompa sentrifugal. Cairan mengalir ke dalam pusat impeller menentang rumah pompa di mana pipa pengeluaran diletakkan. Pompa sering ditempatkan dalam blok silinder dengan pengeluaran langsung ke dalam jaket pendingin. Poros pompa berputar di kelilingi oleh bantalan peluru yang diisi gemuk di dalam rumah pompa. Perapat antara poros pompa dan rumah pompa terdiri dari cincin perapat. Rumah poros (hub) untuk puli dan kipas pendingin ditekan ke poros pompa.
Pada kecepatan tinggi, kipas pendingin memerlukan pemutaran kira-kira 5 % dari tenaga motor. Pendingin dapat mengurangi kehilangan tenaga pada kecepatan tinggi ketika udara mengalir melalui radiator karena pendingin dirancang dengan daun-daun kipas lentur (fleksibel). Pada motor kecepatan rendah, daun-daun kipas membentuk sudut yang besar jadi menghasilkan aliran udara yang kuat. Jika kecepatan motor bertambah, sudut daun kipas turun dan kebutuhan tenaga kipas pendingin turun. Daun kipas mempunyai sudut kipas yang tidak teratur untuk mencegah getaran kipas dan ada juga kipas pendingin yang mempunyai sudut kipas yang diatur oleh pegas bimetal. Pegas bimetal dibuat dalam rumah poros dan gerakan pegas menggerakkan daun-daun kipas.
Dalam rancangan yang lain, kipas kontrol secara thermostatic dan terhubung secara magnetic pada suhu motor tertentu. Puli (1) dilengkapi dengan sebuah electromagnet (2) yang menjadi Magnet ketika arus (pada 82°C) dihubungkan dengan saklar thermo (3), cincin geser (4) dan kumparan magnet. Elektromagnet akan menarik jangkar (5) yang dipasang dengan pegas pada pemegang kipas (6) dan kipas diputarkan oleh puli. Ketika arus dihentikan oleh saklar thermo (pada 68°C), jangkar akan terlepas dan putaran kipas ditentukan hanya oleh angina pada saat kendaraan meluncur dan gesekan bantalan. Kipas pendingin yang kesemuruhannya dijalankan dengan listrik.
Bagian lain dari sistem pemdingin adalah thermostat. Thermostat terdiri atas 2 jenis, yaitu :
a.       Thermostat Bellows
Bagian dalam bellows sebagian diisi cairan yang mempunyai titik didih rendah. Ketika cairan dipanaskan, tekanan dibangkitkan di dalam bellows kemudian memanjang dan membuka katup.
Gambar3.2 adalah thermostat  Bellows






Gambar 3.2
Termostat Bellows
b.       Thermostat Wax
Medium panas peka adalah wax, yaitu untuk menutupi karet membrane. Thermostat bekerja dalam cara yang sama dengan thermostat bellows. Ketika wax dipanaskan, volumenya bertambah sehingga katup akan membuka.Gambar 3.3 adalah thermostat Wax.










Gambar 3.3
Thermostat  Wax

Thermostat dirancang membuka pada suhu tertentu sekitar 75°C dan akan membuka penuh setelah kenaikan suhu berikutnya sebesar 10 sampai 15°C. Ketika motor dingin, katup thermostat (2) menutup, cairan pendingin tidak dapat lewat saluran pengeluaran (1) ke radiator. Cairan pendingin melalui pipa bypass (4) dan pompa cairan (6) ke pipa manifold (5). Pipa ini membagikan cairan ke bagian yang panas dalam kepala silinder (3). Ketika cairan pendingin telah mencapai suhu di mana thermostat akan mulai membuka hubungan ke radiator, pada saat yang sama pipa bypass tertutup oleh katup bawah thermostat. Cairan dipompakan ke dalam motor melalui pipa bypass. Peredaran selama bekerja dikontrol oleh thermostat. Dengan demikian suhu motor dijaga agar berada diantara nilai yang benar/sesuai.
Radiator dipasang kemudian cairan dibagikan ke dalam sejumlah saluran yang dilalui oleh udara pendingin. Cairan mengalir dari motor ke dalam radiator bagian atas, turun melalui inti radiator ke bagian bawah radiator kemudian mengalir kembali ke dalam motor.
Radiator memiliki dua tipe utama, yaitu :
a.       Radiator tabung dan rusuk (tube dan fin)
Cairan pendingin lewat melalui tabung tipis yang dilalui oleh arus udara. Tabung-tabung dipegang bersamaan oleh pelat-pelat tipis yang menambah bidang pengeluaran panas.
b.       Radiator Cellular atau Honeycomb
Radiator ini terdiri dari sejumlah pelat strip yang dihubungkan bersamaan yang merupakan saluran cairan dan mempunyai lubang-lubang untuk lewat arus udara.
Untuk mencegah radiator terhadap getaran, maka radiator dipasang pada bantalan karet fleksibel dan dihubungkan dengan motor melalui pipa karet. Sebagian besar sistem pendinginan adalah tipe tekanan lebih di mana tekanan lebih diperoleh dengan maksud sebuah katup Bantu dalam tutup radiator. Katup membuka ketika tekanan dalam sistem pendinginan meningkat sampai 0,2 – 1 kg/cm2. Kelebihan tekanan dalam sistem pendinginan meningkatkan titik didih air (1170°C pada tekanan 0,28 kg/cm2). Hal ini mengurangi bahaya hilangnya cairan pendingin melalui pendidihan. Suhu motor dapat dijaga untuk lebih mengefektifkan panas yang disebarkan dari radiator yang seharusnya mempunyai perbedaan suhu yang tinggi antara cairan pendingin dan udara sekitarnya. Kehilangan cairan pendingin disebabkan oleh pengeremen mobil yang keras atau disebabkan oleh tenaga kinetic cairan disekat karena katup Bantu menjaga sistem tetap tertutup. Radiator bagian atas harus dalam keadaan tertutup jika vakum terjadi, yaitu ketika cairan pendingin menjadi dingin. Hal ini terjadi ketika tekanan berlebih dalam sistem selama perjalanan menjadi demikian tinggi bahwa katup bantu telah membukanya. Vakum dapat menyebabkan kerusakan radiator.
Sistem pendingin tertutup sangat banyak digunakan. Sistem pendingin yang sebenarnya disegel dan volume ganti rugi disebabkan pengembangan dan pengerutan cairan yang terjadi melalui sambungan ke tangkai pemuaian. Tidak ada cairan yang hilang dan tidak perlu dipenuhi kecuali ketika sistemnya telah dibongkar. Tutup pengisi pada tangkai pemuaian adalah sebuah tutup bantu yang memberikan sistem pendingin suatu tekanan lebih yang tertentu. Radiator tidak memiliki tutup pengisi, aliran cairan ditunjukkan dengan anak panah.
Kipas pendingin (2) diputarkan oleh motor listrik, diatur oleh saklar thermo (12). Kipas pendingin hanya bekerja ketika cairan pendingin panas betul sehingga memerlukan pendinginan.















Gambar 3.4
Radiator dengan kelengkapannya











Gambar 3.5
Bagan Pompa Air










Gambar 3.6
Termostat










Gambar 3.7
Radiator











Gambar 3.3
Posisi thermostat panas dan dingin







Gambar 3.4
Thermostat

3.1.1        Cara pemeriksaan gangguan-gangguan pada sistem pendingin air serta cara mengatasi gangguan dan perbaikannya
Sistem pendinginan harus selalu bersih agar dapat berfungsi dengan baik, kerak pada sistem pendinginan akan menampung panas setempat pada kantong-kantong air dan menyumbat bagian-bagian radiator sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kerak-kerak terbentuk dengan adanya larutan-larutan pada air pendingin dan hal ini biasanya disebabkan penggunaan air yang bersifat keras yang terdapat di daerah pedalaman.
Sistem pendingin yang kotor harus dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut :
a.       Hidupkan mesin sampai sistiem pendingin menjadi hangat
b.       Matikan mesin dan ceratlah sistem pendingin
c.       Tutup kran penceratnya dan isi dengan minyak tanah sebanyak 1/10 bagian dari isi keseluruhan sistem pendingin.
d.      Isilah sisanya dengan campuran 1 galon air dan ½ lb (pound) soda cuci.
e.       Hidupkan mesin pada putara sedang selama ½ jam
f.        Matikan mesin cerat dan bilaslah dengan air bersih.
Bila air harus ditambahkan pada mesin yang masih panas, harus dilakukan secara perlahan-lahan untuk menghindari ketegangan dan keretakan bagian tuangan dari mesin yang disebabkan oleh pendinginan yang tiba-tiba.
Agar fungsi dari sistem pendinginan bekerja dengan baik, yakinkan bahwa bahan pendingin selalu bersirkulasi pada waktu mesin hidup. Kotoran dan kerak yang timbul dapat menghambat lancarnya sirkulasi bahan pendingin. Sirkulasi bahan pendingin digerakkan oleh pompa air dan perbedaan temperature, oleh karena ittu jagalah agar pompa air harus bisa bekerja dengan baik dan bocoran-bocoran dari pompa air tidak dapat mengganggu sirkulasi dan pemakaian bahan pendingin yang banyak.
Untuk memeriksa apakah pompa air berjalan dengan baik maka hidupkanlah mesin dengan putaran yang sedikit diubah-ubah dan bukalah tutup radiatornya apabila ada gelombang-gelombangn air pada lubang radiator yang menandakan bahwa pompa air bekerja dengan baik. Sedangkan bila tidak ada gelembung, maka ada kemungkinan pompa air tidak bekerja dengan baik sehingga harus dicari penyebabnya .
Merupakan suatu keharusan bahwa hanya air yang bersih saja yang dipergunakan untuk sistem pendingin, sebab sistem pendingin tidak akan berjalan dengan baik dikarenakan adanya  kotoran yang terkumpul baik pada radiator  atau pada klep dudukan dari thermostat. Setelah beberapa saat, sistem pendingin akan menjadi buntu atau menjadi kurang efektif karena adanya karatan–karatan dan kotoran–kotoran. Hal ini akan dapat mengakibatkan mesin panas.
Periksalah bagian atas dan bawah dari selang radiator ,dari luar dan bila sudah lembek atau rusak agar segera dibongkar dan diperiksa kalau perlu diganti yang baru .
Bersihkan radiator dan mesin dari endapan-endapan yang mungkin terkumpul  baik di radiator maupun mesinnya. Bersihkan pula sela-sela radiator bagian luar  dengan menyemprotkan air yang bertekanan tak terlalu tinggi dari arah berlawanan dengan hembusan angin dari kipas angin.
Apabila aliran udara pendingin yang melalui radiator tersumbat misalnya akibat adanya gemuk atau kotoran yang menempel pada radiator, maka bersihkanlah kotoran tersebut dengan menggunakan udara tekan dari kompresor. Kemudian periksa apakah ada kebocoran melalui poros pompa karena poros pompa terlepas/longgar dari bantalannya, jika demikian sebaiknya pompa air dilepas untuk diperiksa dan diperbaiki lebih lanjut.
Periksa apakah tutup radiator bekerja menurut ukuran tekanan yang semestinya. Untuk memeriksanya dapat dipakai alat pengetes sederhana yang terdiri dari sebuah pompa tangan yang dilengkapi dengan alat pengukur tekanan guna menguji berapa batas tekanan yang dapat dibebaskan oleh tutup tersebut. Tutup radiator yang tidak bekerja sesuai dengan tekanan yang telah ditetapkan dapat mengakibatkan panas yang berlebihan karena sistem pendingin akan mengalami kehilangan air pendingin yang akan keluar melalui pipa kelebihan.
Periksa semua selang radiator dan ganti sekiranya kurang baik seperti telah lunak atau menjadi gepeng, kadang-kadang gepengnya selang radiator diakibatkan oleh rendahnya tekanan di dalam selang sewaktu motor berkecepatan tinggi. Kemudian keluarkan thermostat dan periksa serta bersihkan sistem pendinginan dengan aliran air bertekanan.

3.1.2        Cara Pemeriksaan dan perbaikan pada pompa air
Cara-cara untuk membongkar, memeriksa dan memasang pompa air antara lain adalah sebagai berikut :
1.1 Melepaskan pompa air
a.       Keringkan seluruh saluran pendinginan dan lepaskan batang pengatur alternator
b.      Lepaskan kipas, puli kipas, dan tali kipas
c.       Longgarkan klem selang kemudian lepaskan selang bawah radiator dan selang by pass dari pompa air
d.      Lepaskan baut-baut pompa air dan lepaskan pemegang pompa air beserta gasketnya.
1.2  Membongkar pompa air
a.       Lepaskan plat dudukan pompa air dan gasketnya
b.      Lepaskan dudukan puli pompa air dengan menggunakan puli (puller) khusus untuk pompa air
c.       Tariklah kabel bantalan pompa dengan menggunakan tang
d.      Letakkan bodi/badan pompa air pada pelepas bantalan dan keluarkan bantalan dari pompa, selanjutnya keluarkan rotor dan perapat poros.
1.1  Pemeriksaan pompa air
a.       Cucilah semua bagian yang dilepaskan dengan larutan pembersih kecuali bantalan pompa air dan perapat poros. Bantalan selamanya dilapisi dengan minyak pelumas dan janganlah mencuci dengan larutan pembersih.
b.      Periksalah bantalan dari keadaan kasar atau ruang main ujungnya terlalu besar. Buanglah setiap karat atau kotoran dari poros bantalan dengan kain amiril (ampelas). Pada waktu ,e,buang karat atau kotoran tersebut bantalan harus dibungkus dengan kain untuk mencegah mesuknya debu.
c.       Periksalah washer/perapat dan sisi perapat pompa dari bintik-bintik putih atau goresan-goresan.
d.      Periksalah bodi/badan pompa dan rotor dari keretakan dan keausan. Dianjurkan untuk mengganti perapat poros pompa dan gasket pada waktu melakukan pemasangan.
1.2  Merakit pompa air
a.       Pasanglah bantalan pompa air pada bodi pompa dengan menggunakan pemasang bantalan pompa air dengan memberikan tekanan pada bagian luarnya sehingga bantalan terpasang dengan sempurna.
b.      Pasanglah kabel penahan bantalan pada bodi pompa.
c.       Pasanglah dudukan puli pada bantalan poros dengan menggunakan sebuah press.
d.      Pasanglah perapat poros pompa dan washer sisi perapat pada pengantar seal (perapat) kemudian pasang rotor pompa pada bantalan poros dan press/tekan.
e.       Setelah pemasangan di atas, periksalah kerenggangan antara pinggir rotor dengan badan pompa. Kerenggangan harus sebesar 3 mm sampai 7 mm.
f.       Pasanglah pelat dudukan pompa bersama gasketnya dan kencangkan sekrupnya. Setelah pemasangan ini periksalah apakah rotor bergerak dengan bebas atau tidak.
Dianjurkan untuk selalu mengganti gasket dengan yang baru setelah ketegangan tali kipas antara 7 mm sampai 10 mm. Setelah pemasangan ini, hidupkan mesin dan periksalah kemungkinan terdapat kebocoran.

1.2.1.1  Cara Pemeriksaan dan perbaikan pada radiator
Untuk mencegah uap jangan sampai keluar pada waktu memeriksa tinggi air pendingin pada radiator, maka tutup radiator dilengkapi dengan tuas pembebas tekanan yang memungkinkan uap keluar sebelum tutup terbuka dan tuas diangkat.
Cara-cara untuk memeriksa dan memperbaiki radiator, antara lain adalah sebagai berikut :
1.       Melepaskan radiator dengan cara :
a.       sistem pendinginan dikeringkan
b.       longgarkan sekrup klem dan lepaskan selang radiator atas dan bawah
c.       lepaskan baut pengikat radiator terhadap penjaminnya. Dalam hal ini, diusahakan agar sirip bersama kipasnya tidak rusak dan radiator dilepaskan dengan jalan ditarik lurus ke atas.
2.       Pemeriksaan dan perbaikan radiator dilakukan dengan cara :
a.       periksalah radiator dari keadaan bocor pada tangki atas, tangki bawah dan inti
b.       periksalah sirip inti radiator apakah menyumbat saluran udara. Jika perlu, sirip ini dapat diperbaiki
c.       jika radiator intinya tersumbat lebih dari 20%, maka radiatornya perlu diganti
d.      periksa kerja tutup radiator.
e.       Waktu mesin hidup apakah ada  sirkulasi air  dilihat dari tutup radiator.
1.2.1.2  Cara Pemeriksaan dan perbaikan pada thermostat
Thermostat yang membuka pada waktu suhu normal harus diganti. Celupkan thermostat ke dalam air panas sebagai pengetesan. Gerakkan air tersebut selama pengetesan agar terdapat suhu yang sama. Thermostat masih dikatakan baik jika mulai membuka, membuka penuh dan menutup rapat pada suhu spesifik. Tetapi jika di luar ketentuan yang telah ditentukan, maka thermostat harus diganti. Cara pemeriksaan thermostat adalah sebagai berikut :
1.      Isilah air ke dalam sebuah tempat/gelas.
2.      Masukkan thermostat ke dalam gelas tersebut, kemudian panaskan air sambil diaduk agar temperature naik secara merata.
3.      Periksalah temperature pada saat membukanya katup dan katup membuka penuh. Jika hasil pemeriksaan terdapat kerusakan, gantilah thermostat dengan baru.
4.      Bila katup terbuka pada normal temperature atau dengan pertimbangan melihat bagian luar yang rusak, maka gantilah dengan thermostat yang baru.
5.      Bila bagian thermostat yang peka terhadap panas rusak maka katup akan menutup terus.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan thermostat, antara lain adalah :
1.      Thermostat dipasang sedemikian rupa sehingga keliling thermostat akan duduk dengan rapat pada bodi pompa air.
2.      Pakailah selalu gasket yang baru.

1.2.2        Klasifikasi gangguan-gangguan pada sistem pendinginan
Gangguan-gangguan pada sistem pendinginan dapat dikategorikan sebagai berikut :
1.      Air pendinginan yang tidak cukup karena pengisian yang kurang atau ada bagian yang bocor
2.      Radiator tersumbat oleh kotoran. Hal ini dapat diketahui bahwa ruangan atas dari radiator adalah lebih panas daripada ruangan bawah radiator.
3.      Katup thermostat sudah rusak sehingga tidak dapat membuka.
4.      Selang karet tertutup atau tersumbat oleh kotoran air.
5.      Pipa pembagi air dalam mantel air (jaket pendinginan) tidak ada atau sudah rusak.
6.      Pompa air tidak dapat bekerja dengan baik atau konstruksinya terlalu kecil
7.      Selubung air dari motor tersumbat oleh kotoran air.
8.      Pada tutup radiator tidak terdapat lubang ataupun pipa peluapan tertutup atau tersumbat oleh kotoran-kotoran.
9.      Radiator atau sirkulasi air dalam keadaan yang membeku.
10.  Hubungan dari radiator ke motor terlalu sempit.
11.  Bidang pendinginan terlalu sempit atau ruangan jaket air terlalu kecil.
12.  Rusuk/sirip pendinginana dari radiator penuh dengan debu atau kotoran udara.
13.  Keadaan tali kipas longgar atau slip.
14.  Ventilator/kipas angina terletak terlalu jauh pada radiator.
15.  Pemasangan kipas angina terbalik.
16.  Pemasangan thermostat terpasang terbalik.
17.  Kipas dari ventilator bengkok.
18.  Pompa air terlepas dari porosnya.
19.  Rusuk-rusuk dari pompa air terlepas dari sumbunya.
20.  Bocor pada sistem pendinginan.
21.  Gas bekas memasuki sistem pendinginan.
22.  Putaran motor tidak rata.
23.  Motor tidak mendapat cukup pelumasan

            Sistem Pendingin Udara
Sistem pendingin udara lebih sedikit digunakan oleh perancang motor bila dibandingkan dengan sistem pendingin air. Keburukan dari pendinginan udara ini antara lain adalah suara motor menjadi keras akibat pemasangan komponen pendinginan  dan tidak menggunakan peredam suara serta penggunaan tenaga oleh kipas pendingin antara 10% sampai 15% dari tenaga motor. Sedangkan keuntungan pendinginan udara antara lain adalah silindernya cepat menjadi panas, bahan bakarnya hemat dan keausan silinder berkurang, serta tidak ada bahaya kerusakan karena membeku.
Kipas pendinginan dipasang langsung pada poros engkol. Rumah kipas menyelubungi kipas dan rumah penyekat suara sekeliling silinder-silinder dan kepala silinder menghantar udara mengalir dalam cara yang serasi melalui komponen-komponen motor yang panas. Sebagian dari udara pendinginan dituntun dari kipas melalui sebuah jaket sekitar peredam untuk tujuan pemanasan ruang penumpang. Gambar 3.5 berikut adalah sirkulasi pendingin udara pada sebuah motor.







Gambar 3.5
Sirkulasi Pendingin Udara
Cara pemeriksaan ganggguan pada sistem pendingin udara serta perbaikkannya adalah sebagai berikut : apabila  motor indikator menunjukkan panasnya naik, periksa  sirkulasi udara pendingin apakah berjalan dengan baik atau tidak, blower ( kipas) periksa adalah kerusakan atau tidak, penggerak kipas apakah putus, apakah ada kebocoran udara pendingin kebagian lain.
Cara perbaikannya apabila  gangguan-gangguan sepertti tersebut diatas adalah sebagai berikut : penggerak kipas  ( fan belt ) diganti, bagian–bagian yang mungkin ada kebocoran udara pendingin diatasi dengan mengganti gasket yang sudah rusak .
RANGKUMAN

Sistem pendingin pada sebuah motor atau mesin sangat diperlukan sebab tanpa pendingin, sebuah motor tidak mungkin dijalankan atau dihidupkan. Hal ini disebabkan karena pembakaran yang terus-menerus akan menimbulkan panas yang tinggi, sehingga diperlukan sistem yang bisa mengembalikan suhu agar tidak terlalu panas. Sistem pendinginan pada motor ada 2 macam, yaitu sistem pendingin air dan sistem pendingin udara. Namun sistem pendingin yang sering digunakan adalah sistem pendingin air.
Sistem pendinginan ini harus selalu dalam keadaan bersih agar dapat berfungsi dengan baik. Kerak pada sistem pendinginan akan menampung panas setempat pada kantong-kantong air dan menyumbat bagian-bagian radiator sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

SOAL-SOAL LATIHAN

1.       Jelaskan bagaimana sirkulasi sistem pendingin air pada sebuah motor penggerak mobil !
2.       Terangkan sistem pendingin motor pada sebuah sepeda motor !
3.       Jelaskan bagaimana cara memeriksa gangguan pada sistem instalasi pendingin yang saudara ketahui !
4.       Apa yang dapat saudara lakukan apabila air pendingin pada sebuah mobil selalu berkurang sehingga harus sering menambah !
5.       Apakah fungsi dari radiator ?
6.       Jelaskan fungsi dari thermostat !
7.       Sebutkan jenis-jenis thermostat yang saudara ketahui ! Dan jelaskan masing-masing jenis thermostat tersebut secara singkat !
8.       Terangkan bagaimana cara kerja thermostat !
9.       Jelaskan apakah fungsi dari pompa air !
10.   Terangkan bagaimana sistem pendingin udara pada sebuah sepeda motor !
11.   Apakah keuntungan dan kerugian dari sistem pendingin air bila dibandingkan dengan sistem pendingin udara !